Sebuah Kekaguman Terhadap Sang Pencipta
Rombongan di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. siap berangkat ke Jakarta sebelum melanjutkan perjalanan ke Jepang
Tepat tanggal 19
oktober 2015 Satu waktu yang selalu kutunggu kedatangannya, bukan karena waktu
itu hari libur, bukan karena tanggalnya istimewa, bukan pula karena ada
kejadian yang kukenang bukan… tapi waktu ini adalah moment dimana perjalanan
belajar ke Jepang beberapa hari akan terwujud.
![]() |
di Loby bandara Hasanuddin menunggu pemberangkatan
Sungguh sangat
penting bagiku satu dari sekian negara yang ingin kudatangi, pernah terimpikan
pada saat SMA insya Allah hari ini akan terwujud. kesempatan berkunjung ke
Negara jepang dalam kegiatan Japan-Asia
Youth Exchange program in science (SAKURA
Exchange Program in Science), negeri sakura, negeri dengan empat musim,
negeri matahari terbit, negeri dengan keindahan bunga sakuranya dan negeri
dengan berbagai julukan, siapa yang tidak mengenal Negara ini bahkan kemajuan
teknologinya sudah kita rasakan dan berdampingan di kehidupan kita sehari-hari
merajai teknologi di seluruh dunia dengan prinsip lihat dan modifikasi,
keindahan alamnya membuat tubuh takkan beranjak untuk pergi, ragam budaya,
aneka makanan khas, tanaman tanpa ada bumbuh khas, sushi tak asing lagi,
sasimi, wasabe cita rasa yang khas, membuat siapa saja yang berkunjung ke sana
harus mencobanya.
Sebuah kisah menarik
6 hari di negeri sakura ini, masih teringat jelas di memori
otak disave dan dibackup secara rapi, tersimpan di folder
dengan kode file dilindungi, hari minggu 19 oktober 2014 sekitar pukul 13.00
perjalanan penuh kejutan ini dimulai, berangkat dari kota Makassar Sulawesi
selatan, Sultan Hasanuddin Airport menuju ke Jakarta Soekarno Hatta Airport untuk transit
menggunakan pesawat merpati dan mengambil penerbangan international menuju
jepang. Subehan Sensei (ketua rombongan), Ismail (dosen), Andi Dian Permana
(dosen), Rudy Arfiansyah, Ade Sri Ervina, Jabal Rahmat H, Putri Wulandari,
Rifka Nurul Utami, Eko Pratama Putra, dan saya sendiri.
Kami
terpilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar ini dan menjadi warna di setiap
detik perjalanan, sungguh kesempatan ini takkan kusia-siakan untuk mencari
pengalaman dan melihat setiap makna yang tersirat atas penciptaan Tuhan. keanekaragaman
kebudayaan jepang dan belajar di University of Toyama.
Kami transit di Jakarta
hingga pukul 20.00 malam, menunggu diruang pemberangkatan membuat rasa lapar
dan haus meminta, junk food menjadi pilihan, lain lagi dengan kewajiban dengan
pencipta, tunaikan kewajiban shalat tak boleh terlupakan, magrib dan isya
dijama’ menjadi pilhan untuk dilakukan. Hal pribadi telah ditunaikan bergegas
ke ruang pemberangkatan international, semua berkas termasuk paspor dan identitas
telah diperiksa siap untuk berangkat, pertama kalinya masuk loby keberangkatan
kutatap sekeliling ruangan, budaya Jepang, bahasa Jepang, dan orang Jepang yang
akan kembali ke negaranya jelas menjadi sebuah hal yang baru, lain lagi turis
yang ingin ke sana, aneh tapi sungguh takjub suasana dan kebudayaan Jepang
mulai terasa ini baru awalnya.
![]() |
Bersama Eko di dalam Perjalanan menuju Jepang
Bismillah...
Menjadi kalimat pertama yang keluar dari mulut saat kaki kanan telah memulai melangkah masuk menyusuri ruangan ke dalam badan pesawat ANA All Nippon Airways maklumlah seorang anak desa yang jauh dari aktivitas modernisasi selalu membuat diri takjub walaupun tidak begitu bagi setiap orang yang selalu melihat dan merasakannya, pramugari jepang dengan budaya khasnya menundukkan kepala, ramah, dan senyum menyambut kami.
Welcome at ANA, Nippon Airways, Nice to Meet You
salah satu pramugari,
"Nice to Meet You Too",
dengan jawaban pasti.
Bahasa Inggris harus menjadi bahasa yang akan sering digunakan, kembali takjub pesawat international, sungguh luar biasa dengan spesifikasi teknologi yang super canggih LCD TV digital, Game, GPS, rute perjalanan, perlengkapan yang elit menjadi bagian bersama kami di penerbangan selama kurang lebih 8 jam di udara menuju Negeri Sakura.
Kami meninggalkan Jakarta pukul 21.00 malam saat mula perjalanan zikir awal menjadi pengiring semoga Tuhan meridhoi perjalanan ini sampai dengan tujuan, pun begitu kembali. Hal yang membuat kembali saya takjub kecepatan pesawat ini kisaran kurang lebih 800 km/jam saya ingat sekali, makanan kari ayam khas untuk muslim dan sumpit menjadi kebiasaan baru untuk dilakukan, minuman dari buah-buahan segar tanpa pemanis aneh dilidah tapi sungguh begitu nikmat, pramugari setiap saat datang untuk menawarkan minuman "do you want drink?", "yes I want drink give me a cup of tea", "give me a cup of milk", "yes why not".
Sekitar pukul 23.00 malam tiba-tiba passenger di depan saya kejatuhan tetes air AC pesawat yang ada di atasnya, saat itu salah satu pramugari datang dengan ekspresi penuh bersalah, terus meminta maaf kepada pasenger tadi dengan menunduk-nundukkan kepalanya, muka sedih dan mengambil kain untuk mengeringkan pakaian penumpang walaupun penumpangnya mengatakan tidak apa-apa tapi pramugari tadi tetap memastikan permintaan maafnya diterima. Sungguh wujud tanggung jawab dan inilah salah satu budaya orang jepang sangat malu jika melakukan kesalahan dan selalu bekerja atas dasar profesionalitas yang tinggi. Salah satu pelajaran di dalam pesawat yang mesti harus diapresiasi.
Tubuh terasa lelah,
pikiran pun tidak menentu, mata mulai menutup, bagaimanapun juga pertanda tubuh
harus istirahat, kurebahkan perlahan-lahan kepala bersandar di kursi yang empuk,
kurasakan udara perlahan-lahan keluar masuk ke hidung sangat rileks, hanya
beberapa menit otak tak lagi mampu berpikir, tubuh tak mampu lagi digerakkan
pertanda jazad telah beristirahat dan ruh menjelajah entah ke mana hanya
tuhanlah yang tahu.
Tiba-tiba pukul 05.00 pagi hari tubuh kembali sadar mata
terbuka dan seluruh aktivitas tubuh berjalan sesuai fitrahnya, kutatap keluar
jendela pesawat sungguh sangat menakjubkan awan tebal berada di bawah kami
begitu indah, dan begitu kuasanya pencipta. ternyata kami telah berada dilangit
Negeri Sakura, semacam awan hitam bergerak menyerupai aurora seakan pemandangan ini
tak ingin berlalu dengan cepat, kutatapi dengan mode on fokus tinggi lagi-lagi perasaan
luar biasa bagiku. tiba-tiba terdengar pengumuman bahwa kurang dari 30 menit kita
akan mendarat di bandar udara International
of Tokyo, Japan.
![]() |
Pagi menyapa di langit Negeri Sakura
Matahari telah
terbit membawa semangat pagi yang baru di Negeri Sakura, gunung Fuji yang hanya
bisa kutatap lewat peta linear, lewat dunia maya kini hanya berjarak sekian
ratus meter di bawahku salah satu icon kebanggaan Jepang, lain lagi yang sungguh
menakjubkan bandar udara Jepang yang sebagian landasannya berada di permukaan
laut menambah kekagumanku terhadap teknologi negara ini, jembatan yang menghubungkan satu
pulau dengan pulau lain yang sangat panjang lebih jauh dari jembatan Suramadu yang kubanggakan di negeriku, di sekelilingnya kapal telah menarik
jangkarnya, siap untuk mencari ikan, kondisi masyarakatnya yang pekerja keras
menambah pelajaran untuk lebih mengetahui lebih banyak tentang budaya jepang
lewat pertukaran pelajar ini di University
of Toyama, Japan.
![]() |
indahnya sunrise di laut dekat bandara
![]() |
Gunung Fuji tampak dari atas pesawat tepat pada musim semi
Kami mendarat di Tokyo
air port dengan selamat sekitar pukul 06.00 dini hari, "welcome
at Japan, Tokyo air port" tertulis dengan sangat jelas, semua passenger mengambil barang dan bergegas
menuju ke ruang pemeriksaan turis dan di sinilah awal pengalaman yang
menakjubkan.
Alhamdulillah rombongan tiba dengan selamat di Jepang
Pagi cerah nan ceria di halaman Faculty of Pharmacy and Pharmaceutical Science, Institute of Natural Medicine bldg, University of Toyama, Japan
![]() |
di salah satu pojok taman Toyama City
![]() |
Di salah satu museum herbal medicine Toyama City
![]() |
di Guess House Internasional |
Jepang, aku datang!
(Bersambung, InsyaAllah…)

Oleh:
Budiman Yasir
Mahasiswa Farmasi Unhas 2012
Peserta Japan-Asia Youth Exchange program in science (SAKURA Exchange Program in Science) University of Toyama, Japan 2014
Komentar