Oleh:
BY
Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
![]() |
Mengenang dua bulan kepergian sang ayah tercinta (gambar: Beautiful & Amazing Photo Collection) |
Mengenang dua bulan kepergian bapak tercinta
Hari begitu cepat berlalu, usia setiap
detik bertambah, kebersamaan hari ini adalah kenangan untuk kemudian, tak
pernah menginginkan buah hatinya menderita, senyum mereka adalah cinta yang
membuatnya tak kenal lelah, dekapan
tubuhnya adalah kehangatan dan
keamanan buat mereka, sikap dan akhlaknya adalah contoh teladan bagi mereka.
Tak pernah engkau
mengeluh membanting tulangmu, mencari sesuap nasi halal untuk mereka buah
hatimu generasi kebanggaanmu esok hari, nasehat dan didikanmu adalah pesan
terbaik dan bekal dalam mengarungi kehidupan ini, engkau jaga keluargamu dengan
penuh cinta dan pengorbanan sekalipun jasad menjadi taruhannya.
Bapaku, masih
sangat segar di hati dan pikiran ini saat terakhir kalinya aku mencium
kedua tanganmu sebelum kepergianmu selamanya, mendahului kami dari dunia fana
ini. teringat jelas saat-saat kepergianmu aku hanya berada satu hari bersamamu
di rumah, dan kau ridhoi anakmu ini
merantau belajar ke negeri orang dan menjadi anak yang bertanggungjawab atas
amanah yang telah diberikan kepadanya namun saat dia kembali takdir dan
ketentuanNya telah berkehendak, engkau telah pergi selamanya.
Tak kan pernah
terlupa sosok wajah dan senyum yang terpancar darimu. bersama buah hatimu,
bercanda, dan memberikan mereka kebahagiaan. Tak pernah engkau menuntut lebih
atas takdir yang telah ditetapkan kepadamu, bersabar, bekerja keras dan
menjalankan perintahNya adalah caramu mensyukuri nikmat yang telah diberikan
kepadamu.
Bapaku, bahkan setiap detik kebersamaan takkan mampu untuk aku
lupakan, ‘ketika usia buah hatimu baru berumur 6 tahun dan kamu temui dia
berbaring di depan tv dengan penuh cinta dan kasih sayangmu kamu gendong dia dan
kamu tidurkan perlahan-lahan di kasur tak ingin dia terganggu dan terbangun,
kamu ambilkan makanan dan kamu suapi, bersama ibuku segalanya kamu lakukan
untuk kebahagiaan buah hatimu walau terkadang menanggung malu sering kau
dapatkan. Air mata di setiap doamu untuk mereka adalah saksi betapa engkau
ingin melihat mereka bahagia .
Kini engkau telah meninggalkan kami
di dunia ini dengan sejuta pesan dan bekal dalam mengarungi arti kehidupan ini,
meninggalkan sejuta kenangan bersamamu, meninggalkan setiap wasiat untuk
bersabar, bekerja keras, dan menaati perintahNya, untuk terakhir kalinya di saat
kepergianmu kulihat wajahmu dengan penuh kesungguhan, kutatapi dan kucium
keningmu malam itu aku terbaring di sampingmu, memelukmu, dan menyapamu lewat
lantunan suci Al-Qur'an hingga pagi menampakkan cahayanya. Tak sedikit pun aku
ingin tertidur memohon ampunan dan kasih sayangNya kepada sang pemilik
kehidupan, berharap engkau dikasihi, diampuni dosamu dan diberikan tempat tepuji
di sisiNya. amin.
Mengangkat jenazahmu, memandikanmu, menshalatimu dan mengantarkanmu
ke tempat peristirahatan terakhir adalah kewajibanku kepadamu semoga engkau selalu
tenang dan bahagia di sisiNya, bertemu dengan sang pemilik segala kehidupan.
Perpisahan
adalah sebuah kepastian, namun kenangan bersama dengan orang tercinta akan selalu
hidup di dalam sanubari. Orang tua adalah surga bagi setiap anak-anaknya, mendoakan
mereka, berbakti kepadanya, dan membuatnya bahagia adalah sebuah keharusan
untuk dilakukan. Untukmu bapaku dalam setiap doa kusebut namamu memohon ampunan
dan diberikan kebahagiaan di sisiNya, dengan doa aku menyapamu walau aku tahu
tak akan pernah sanggup aku membalas jasa-jasamu.
Untukmu yang selalu
kurindukan, yang selalu aku sayangi bersama ibuku tercinta sampai berjumpa
disurga kelak insha Allah kita semua akan dipertemukan kembali olehNya dan kami
semua pun akan menyusulmu.

Istirahatlah dengan tenang dan tunggulah, aku akan selalu datang menyapamu, Bapakku.
di ruang sempit nan sederhana
Makassar, 16 Februari 2016
Komentar