Satu mingu yang lalu, saya meminjam
sebuah buku dari lapak baca (LaBa) yang diadakan oleh BEM KEMAFARU-UH. Waktu
peminjaman buku tersebut terbilang singkat, yaitu satu minggu. Namun untuk buku
bergenre novel, satu minggu adalah waktu yang lebih dari cukup. Hal tersebut
yang mengilhami saya memilih buku sophismata-karya Alanda Kariza. Saya tertarik
untuk membuat ulasan tentang buku tersebut karena menurut saya cerita yang
diusung Alanda terbilang baru dalam sejarah perbukuan Indonesia. Heehe
Sophismata
merupakan salah satu novel yang bercerita tentang cinta dan politik. Dalam
peluncuran bukunya pada tanggal 9 Juli 2017 lalu Alanda Kariza menyatakan bahwa
alasan dia menulis buku dengan gabungan antara cinta dan politik karena
kurangnya anak muda yang terjun langsung dalam politik praktis. Menurut saya
hal tersebut sangat inovatif mengingat kebanyakan novel yang beredar saat ini
kebanyakan mengenai cinta. Namun, setelah membaca buku tersebut saya merasa
bahwa pesan yang ingin disampaikan Alanda masih tidak "menggigit"
karena cerita politik yang diangkat terlalu dangkal.
Tokoh
utama sophismata ialah Sigi, seorang wanita staf DPR lulusan Administrasi
Negara dan juga sangat tidak menyukai politik.Hal tersebut merupakan anomali bagi
Sigi karena bekerja pada tempat yang justru sangat dekat dengan politik. Sigi menjadi staf untuk Johar Sancoyo- anggota
DPR komisi IV. Johar Sancoyo merupakan mantan aktivis 1998 namun memutuskan
menjadi politisi. Sigi bergabung menjadi staf Johar semata-mata karena ingin
belajar dan membawa perubahan untuk negaranya dengan jalur legislative. Tiga
tahun bekerja sebagai staf administrasi membuat Sigi berambisi untuk menjadi
Tenaga Ahli (Lebih tinggi dibandingkan Staf Administrasi) namun Sigi terbentur masalah
pendidikan karena aturan utama untuk menjadi Tenaga Ahli yaitu lulusan S2.
Kisah
Sigi memperjuangkan promosi agar diangkat menjadi Tenaga Ahli diselingi
pertemuannya dengan salah satu politisi muda bernama Timur. Kehadiran Timur
membawa perubahan yang signifikan bagi karir dan cinta Sigi. Sigi dan Timur menjadi sepasang kekasih
ditengah kesibukan Timur mengurusi partai politik yang baru ia dirikan. Pada
akhir cerita, Sigi memutuskan berhenti menjadi staf Administrasi karena merasa
pekerjaan yang selama ini ia lakukan tidak diapresiasi oleh atasannya. Disisi
lain, cerita cinta antara Sigi dan Timur dikemas menarik oleh penulis.
Romantis. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa percakapan antara Sigi dan
Timur
"Jadi,
Kamu mau yang mana? Hitam atau Putih? Tanya Timur
"Kamu
belum kasih tau juga hitam artinya apa dan putih artinya apa. Yang mana yang
berarti bisa sama kamu terus dan mana yang berarti sebaliknya" ujar sigi
"Either way, I̕m not letting you go"
jawab
Timur
Menurut
saya buku ini sangat cocok bagi teman-teman yang sedang mencari bacaan yang
tepat untuk melepas penat selama masa ujian. Perpaduan sempurna antara politik
dan romantisme yang dikemas dalam satu buku. Menarik bukan?
Oh iya, di
buku tersebut juga banyak potongan-potongan kalimat yang bisa menjadi caption
foto instagram, yang dijamin instagram-able.
- Irmayani Said-
Komentar
Kalo ada waktu mampir dong keblog ku saya baru buat artikel tentang Prestasi Jokowi Yang Wajib Di Ketahui